Selasa, 29 Mei 2012

Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia


BBL dengan asfiksiaAsfiksia adalah keadaan bayi tidak bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Seringkali bayi yang sebelumnya mengalami gawat janin akan mengalami asfiksia sesudah persalinan. Masalah ini mungkin berkaitan dengan keadaan ibu, tali pusat atau masalah pada bayi selama atau sesudah persalinan.

1. Penyebab Asfiksia

Beberapa keadaan pada ibu dapat menyebabkan aliran darah ibu melalui plasenta berkurang, sehingga aliran oksigen ke janin berkurang, akibatnya terjadi gawat janin. Hal ini dapat menyebabkan asfiksia bayi baru lahir (BBL).

Keadaan ibu

  • Preeklampsia dan eklampsia
  • Perdarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
  • Partus lama atau partus macet
  • Demam selama persalinan
  • Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
  • Kehamilan post matur (sesudah 42 minggu kehamilan)
Keadaan berikut ini berakibat penurunan aliran darah dan oksigen melalui tali pusat ke bayi, sehingga bayi mungkin mengalami asfiksia:

Keadaan tali pusat

  • Lilitan tali pusat
  • Tali pusat pendek
  • Simpul tali pusat
  • Prolapsus tali pusat
Pada keadaan berikutnya bayi mungkin mengalami asfiksia walaupun tanpa didahului tanda gawat janin:

Keadaan bayi

  • Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
  • Persalinan sulit (letak sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ekstraksi vakum, forsep)
  • Kelainan kongenital/ bawaan
  • Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)

2. Gawat Janin

Banyak kemungkinan kenapa bayi mungkin tidak bernapas saat lahir. Seringkali hal ini terjadi ketika bayi sebelumnya mengalami gawat janin, Akibat gawat janin bayi tidak menerima oksigen yang cukup.

Apakah gawat janin?

Reaksi janin pada kondisi dimana terjadi ketidakcukupan oksigen.

Bagaimana mengetahui gawat janin?

Gawat janin dapat diketahui dengan:
  • Frekuensi bunyi jantung janin kurang 100 atau lebih 180 x / menit
  • Berkurangnya gerakan janin (janin normal bergerak lebih dari 10 x / hari) – ketika ibu sadar, bila ibu tidur gerak janin tidak diketahui
  • Adanya air ketuban yang tercampur dengan mekonium atau berwarna kehijauan (pada bayi dengan presentasi kepala).

Bagaimana mencegah gawat janin?

  • Gunakan partograf untuk memantau persalinan
  • Anjurkan ibu untuk sering berganti posisi selama persalinan, ibu hamil yang berbaring terlentang dapat mengurangi aliran darah ke rahimnya.

Bagaimana mengidentifikasi gawat janin dalam persalinan?

  • Periksa frekuensi bunyi jantung janin setiap 30 menit pada Kala I dan setiap 15 menit sesudah pembukaan lengkap
  • Periksa ada-tidaknya air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan) – pada letak kepala.

Bagaimana menangani gawat janin?

Jika terdapat gawat janin:
Tingkatkan oksigen pada janin dengan cara berikut:
  • Mintalah ibu merubah posisi tidurnya
    (Anjurkan ibu hamil inpartu berbaring ke sisi kiri untuk meningkatkan aliran oksigen ke janinnya, Hal ini biasanya meningkatkan aliran darah maupun oksigen melalui plasenta lalu ke janin. Bila posisi miring ke kiri tidak membantu, coba posisi lain – miring ke kanan, posisi “sujud”. Meningkatkan oksigen ke janin dapat mencegah atau mengobati gawat janin.
  • Berikan cairan kepada ibu secara oral dan atau IV
  • Berikan oksigen (bila tersedia)
  • Periksa kembali denyut jantung janin setelah 10-15 menit tindakan di atas.
Jika frekuensi bunyi jantung masih tidak normal:
  • Rujuk

1 komentar: