Selasa, 29 Mei 2012

Asuhan Pasca Resusitasi


Memeriksa detak jantung BBL pasca resusitasi
Memantau napas dan denyut jantung
pasca resusitasi
Sumber gambar: expresstraining.net
Asuhan pasca resusitasi adalah pelayanan kesehatan pasca resusitasi yang diberikan baik kepada BBL ataupun ibu dan keluarga. Berbicaralah dengan ibu dan keluarga bayi tentang resusitasi yang telah dilakukan. Jawab setiap pertanyaan yang diajukan.
Asuhan pasca resusitasi diberikan sesuai dengan keadaan BBL setelah menerima tindakan resusitasi dan dilakukan pada keadaan:
  • Resusitasi berhasil: bayi menangis dan bernapas normal sesudah menerima tindakan sesudah ventilasi
  • Resusitasi belum/ kurang berhasil: bayi perlu rujukan yaitu sesudah resusitasi 2 menit belum bernapas atau megap-megap atau pada pemantauan didapatkan kondisinya memburuk
  • Resusitasi tidak berhasil: sesudah resusitasi 10 menit dihitung dari bayi tidak bernapas dan detak jantung 0.

Resusitasi Berhasil

Ajari ibu atau keluarga untuk membantu bidan menilai keadaan bayi. Jelaskan mengenai pemantauan BBL dan bagaimana memperoleh pertolongan segera bila bayi mengalami masalah.

Pemantauan tanda-tanda bahaya pada bayi

  • Mengamati adanya napas megap-megap
  • Mengamati apakah bayi merintih
  • Mengamati adanya tarikan dinding dada
  • Mengamati apakah tubuh dan bibir biru
  • Mengamati apakah bayi teraba dingin/demam
  • Menghitung frekwensi napas, apakah <40X /menit atau > 60X /menit
  • Menghitung frekwensi jantung, apakah <120X /menit atau > 160X /menit
  • Mengamati apakah tubuh bayi pucat
  • Mengamati apakah tubuh bayi kuning
  • Mengamati apakah bayi lemas
  • Mengamati apakah bayi kejang
"Rujuk segera bila ada salah satu tanda-tanda bahaya di atas, sebelum dirujuk lakukan tindakan pra rujukan."

Pemantauan dan perawatan tali pusat

  • Memantau perdarahan tali pusat, jika ikatan lepas betulkan oleh bidan
  • Menjelaskan perawatan tali pusat yang benar pada ibu dan atau keluarga

Jika bayi dan warna kulit normal

  • Lakukan IMD

Pencegahan hipotermi

  • Membaringkan bayi dalam ruangan >250 C bersama ibunya
  • Mendekap bayi (kontak kulit bayi ke kulit ibu) sesering mungkin
  • Menunda memandikan bayi sampai dengan 6-24 jam dan bayi stabil
  • Menimbang berat badan terselimuti, kurangi berat selimut
  • Menjaga bayi tetap hangat selama pemeriksaan, buka selimut bayi sebagian-sebagian.

Pemberian vitamin K1

Memberikan suntikan vitamin K1 1 mg intramuskular di paha kiri, untuk mencegah perdarahan BBL.

Pencegahan infeksi

  • Memberikan salep/ tetes mata antibiotika
  • Memberikan imunisasi Hepatitis B 0,5 ml intramuskular di paha kanan, 1 jam setelah pemberian vitamin K1
  • Memberitahu ibu dan keluarga cara pencegahan infeksi bayi.

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik bayi pasca resusitasi harus lebih hati-hati. Pemeriksaan awal diutamakan pada pemeriksaan pernapasan dan jantung dengan monitoring tanda bahaya. Pemeriksaan lengkap sebaiknya dilakukan dalam 24 jam dan setelah bayi stabil.

Pencatatan dan pelaporan

Melakukan pencatatan kasus
Sebagaimana pada setiap persalinan, isilah partograf secara lengkap yang mencakup identitas ibu, riwayat kehamilan, jalannya persalinan, kondisi ibu, kondisi janin dan kondisi BBL. Penting sekali dicatat denyut jantung janin, oleh karena seringkali asfiksia bermula dari keadaan gawat janin pada persalinan. Apabila didapatkan gawat janin tuliskan apa yang dilakukan. Saat ketuban pecah perlu dicatat pada partograf dan berikan penjelasan apakah air ketuban bercampur mekonium?
Kondisi BBL diisi pula pada partograf. Bila mengalami asfiksia selain dicatat pada partograf perlu dibuat catatan khusus di buku harian/ buku catatan, cukup ditulis tangan. Usahakan agar mencatat ketuban secara lengkap dan jelas:
  • Nama ibu, tempat, tanggal melahirkan dan waktunya
  • Kondisi janin/ bayi:
    • Apakah ada gawat janin sebelumnya?
    • Apakah air ketuban bercampur mekonium?
    • Apakah bayi menangis spontan, bernapas teratur, megap-megap atau tidak bernapas?
    • Apakah tonus otot baik?
  • Waktu mulai resusitasi
  • Langkah resusitasi yang dilakukan
  • Hasil resusitasi.
“Jika persalinan di rumah, sebaiknya bidan tinggal bersama keluarga bayi untuk memantau bayi minimal dua jam pertama pasca lahir”
Pencatatan juga dilakukan pada buku KIA sebagai sumber informasi bagi keluarga

Contoh pencatatan resusitasi berhasil

Bayi Perlu Rujukan

  • Konseling:
    • Jelaskan kepada ibu dan keluarga, bahwa bayinya memerlukan rujukan. Sebaiknya bayi dirujuk bersama ibunya dan didampingi oleh bidan. Jawab setiap pertanyaan yang diajukan
    • Minta keluarga untuk menyiapkan sarana transportasi secepatnya. Suami atau salah seorang anggota keluarga perlu menemani selama rujukan
    • Beritahukan kepada tempat rujukan yang dituju (bila mungkin) tentang keadaan bayi dan perkirakan waktu tiba. Beritahukan juga bila ibu baru saja melahirkan
    • Bawa alat resusitasi dan perlengkapan lain yang diperlukan selama rujukan.
  • Melanjutkan resusitasi (bila diperlukan)
  • Memantau tanda bahaya
  • Memantau dan merawat tali pusat
  • Jika bayi tetap hangat selama perjalanan, kenakan tutup kepala bayi dan bila mungkin lakukan perawatan bayi lekat
  • Memberikan vitamin K1 jika keadaan bayi membaik, tidak diresusitasi
  • Mencegah infeksi, yaitu memberikan salep/ tetes mata antibiotik, jika tidak diresusitasi
  • Jelaskan kepada ibu bahwa sebaiknya menyusui segera kepada bayinya, kecuali pada keadaan gangguan napas dan kontra indikasi lainnya
  • Membuat surat rujukan
  • Melakukan pencatatan dan pelaporan khusus.

Resusitasi Tidak Berhasil

Bila bayi tidak bernapas setelah resusitasi selama 10 menit dan denyut jantung 0, pertimbangkan untuk menghentikan resusitasi. Biasanya bayi tersebut tidak tertolong dan meninggal. Ibu maupun keluarga memerlukan banyak dukungan moral. Bicaralah dengan keluarga secara hati-hati/ bijaksana dan berikan dukungan moral sesuai budaya setempat.

Konseling

Dukungan moral:
  • Bicaralah dengan ibu bayi dan keluarga tentang tindakan resusitasi dan kematian bayinya. Jawablah setiap pertanyaan yang diajukan. Berikan asuhan terhadap ibu bayi dan keluarganya dengan tetap memperhatikan nilai budaya/ kebiasaan setempat. Tunjukkan kepedulian atas kebutuhan mereka. Bicarakan apa yang mereka inginkan terhadap bayi yang telah meninggal
  • Ibu bayi mungkin merasa sedih bahkan menangis. Perubahan hormon setelah kehamilan mungkin menyebabkan perasaan ibu sangat sensitif, terlebih bayi meninggal. Bila ibu ingin mengungkapkannya, ajak bicara dengan orang terdekat atau bidan
  • Jelaskan kepada ibu dan keluarganya bahwa ibu memerlukan istirahat, dukungan moral dan makanan bergizi. Sebaiknya ibu tidak mulai bekerja kembali dalam waktu terlalu cepat.

Asuhan ibu

Payudara ibu akan bengkak sekitar 2-3 hari. Mungkin ibu juga mengalami demam selama 1 atau 2 hari. Ibu dapat mengatasi masalah pembengkakan payudara dengan melakukan hal berikut:
  • Gunakan BH yang ketat atau balut payudara dengan sedikit tekanan menggunakan selendang/ kemben/ kain sehingga ASI tidak keluar
  • Jangan memerah ASI atau merangsang payudara.

Pencatatan dan pelaporan

Buatlah pencatatan selengkapnya mengenai identitas ibu, kondisi bayi, semua tindakan yang dilakukan secara rinci dan waktunya. Kemudian laporkan pula bahwa resusitasi tidak berhasil dan sebab tidak berhasil. Laporkan kematian bayi melalui RT/ RW ke Kelurahan. Simpanlah catatan baik-baik sebagai dokumen untuk pertanggungan jawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar